Daily Archives: 26 June 2011

KH. Sa’adi Al-Batawi

Sabtu, 25 Juni 2011 saya ikut pengajian di Diamond Convention Center Surakarta. Pengajian ini sengaja digelar dalam rangka memeriahkan kongres kebangkitan ekonomi Indonesia yang dimulai dari kota Batik Solo. Sebenarnya saat itu saya hanya ingin duduk di ballroom sambil melepas penat karena capek jalan-jalan di area pameran nasional “Beli Indonesia”. Tetapi, setelah mendengar siraman rohani dari pak Kyai, saya jadi terpesona dan terpukau.

Dalam ceramahnya pak Kyai lebih banyak memotifasi audien yang kebanyakan adalah pengusaha muslim untuk banyak-banyak mendekatkan diri kepada Allah dalam menjalankan bisnis mereka. Pemimpin Majelis Dzikir As-Samawaat ini, memukau jamaah dengan gayanya yang khas. Beliau mengungkap, bahwa beliau tidak pernah meminta uang dari Jamaah yang mengundang pengajian, sebaliknya justru beliau yang sering mengeluarkan uang pribadinya sendiri untuk kesejahteraan umat.

Layaknya Imam Abu Hanifah, Beliau juga seorang pengusaha yang kaya raya, beliau memiliki outlet di Kuningan. Ayah dari tiga anak ini sering memberikan sumbangan bagi mereka yang membutuhkan. Dakwah beliau nggak omong doang, tapi langsung praktek pada pesan yang barusan beliau sampaikan.

Contohnya seperti yang saya saksikan sendiri di acara kongres kemarin. Beliau dengan ringannya memberikan tiga lembar 100 dolar pada seorang pemuda yang beliau ajak bincang-bincang sebelum naik ke panggung. Pemuda ini berkata kalau dia tengah mengelola sebuah pesantren. Sontak semua pengunjung tercengang saat pemuda tadi disuruh mengeluarkan lembaran-lembaran dolar yang Pak Kyai berikan. Sebelum acara usai, moderator memberikan kesempatan bagi audien yang ingin bertanya pada pak Kyai. Salah seorang bertanya tentang bagaimana cara mengembangkan usahanya yang tak kunjung maju, sedang dia memiliki tanggungan adik-adik asuh yang begitu banyak. Dengan sedikit membaca jiwa audien itu, pak kyai lalu menyarankan agar dia memperkuat lagi ibadahnya terutama solat malamnya atau istilah pak Kyai hubungan vertikal.. Kyai juga menyuruhnya untuk memberikan sumbangan ke masjid di dekat rumahnya yang tak kunjung selesai pembangunannya. “Ada tiga masjid di sana, kasih uang ini ke masjid di lingkungan Bapak, masing-masing satu juta, nggak usah bilang dari saya, lalu mintalah doa mereka agar usaha yang keluarga Anda jalankan dapat berkembang”. Pak Kyai pun langsung menyuruh anak buahnya untuk membuka dompetnya dan menghitung uang sejumlah tiga juta dan langsung diberikan pada orang tersebut. Saat ada orang yang ingin mengabadikannya dengan kamera saat memberikan uang, beliau lalu menolaknya, “Jangan foto saya kalau saya lagi ngasih begini, cukup forum ini saja yang tahu”. Subhanallah…!

Saat beliau akan meninggalkan arena kongres, ada seorang lelaki dari Kalimantan Timur yang bercerita bahwa dia sedang mendirikan pondok, lansung saja pak Kyai mengeluarkan lima lembar 100 dolarnya. Orang tadi menolak, tapi pak Kyai memaksa, dan orang itupun berkaca-kaca hampir menumpahkan air mata, subhanallah….semoga Allah memanjangkan umur beliau.

Pak Kyai sebenarnya sebutan orang yang dilekatkan padanya. Namun sesungguhnya profesi beliau adalah seorang supervisor sebuah perusahaan terkemuka di Indonesia yang omsetnya mencapai 80 milyar. Hadis rasul yang menyatakan “Tangan di atas lebih baik dari tangan di bawah”.

Alhamdulillah, semoga semua muslim yang tersebar dengan berbagai macam profesi, dapat menjadikan dakwah islam sebagai lahan perjuangan dan pengabdian mereka.