Kekuatan Orang Tua

Sabtu, 24 Sepember 2011 lalu saya mengikuti sebuah seminar tentang parenting yang diadakan sekolah tempat saya mengajar dalam rangka parent gathering untuk level 8. Mis Farida selaku trainer  dari lembaga training “ALIF” mengangkat tema “THE POWER OF ORANG TUA”untuk mengungkap betapa pentingnya peran orang tua dalam setiap episode kesuksesan seorang anak manusia.

Seorang manusia pasti akan melalui tahap-tahap perkembangan dalam hidupnya, baik itu secara fisik maupun mental. Dan usia yang teramat penting adalah masa-masa ketika seseorang baru lahir hingga menginjak masa sekolah.

Perkembangan anak-anak di usia sekolah bukan saja menjadi tanggung jawab penuh para guru di sekolah. Orang tua adalah pihak yang paling memiliki peran dan kekuatan yang besar dalam proses perkembangan anak-anak. Untuk itu komunikasi antara pihak sekolah dengan para orang tua murid memegang posisi yang sangat penting.

Setiap anak adalah unik, anak yang satu dengan anak yang lainnya tidak bisa disamakan karena mereka memiliki kemampuan dan talenta masing-masing. Sejenak mari kita menoleh ke belakang ketika Einstein sang icon orang-orang hebat melalui masa kecilnya. Guru-guru Einstein menyerah untuk mengajarinya di sekolah karena sering ngeyel dengan gurunya, bahkan ia pun di cap sebagai anak idiot. Akhirnya sang guru pun menyerahkan Einstein kecil kepada ibunya karena tak sanggup mendidik sang Einstein kecil. Einstein sang jenius tidak pernah pintar karena didikan sekolah, tapi ia dididik dengan kasing sayang oleh sang ibunda dalam kehangatan keluarga.

Ibnu Qayyim rahimahullah berkata :

“Bila terlihat kerusakan pada diri anak-anak, mayoritas penyebabnya adalah bersumber dari orang tua”

Benar kata Ibnu Qayyim, sebagian besar anak-anak yang bermasalah di sekolah karena mereka membawa masalah yang ia alami di rumah. Ketidakharmonisan antara ibu dan ayah atau kurang perhatian dan kasih sayang dari kedua orang tua sering menjadi benih yang subur untuk membuat anak bermasalah, sehingga patutlah kita sebagai orang tua bermuhasabah diri atas system pengasuhan kita pada anak-anak.

Anakku adalah sahabatku.

Itu adalah kunci dalam  membersamai anak dalam masa-masa perkembangannya. Anak memiliki tipenya masing-masing, ada tipe anak yang mudah diatur atau manut ada menengah dan ada yang sulit. Jangan pernah membandingkan anak-anak, karena mereka punya karakternya sendiri-sendiri. Dan kita tak bisa menyuruh anak kita menjadi satu warna. Tugas kita hanyalah mengikuti karakter anak, dan semua perbedaan karakter pada diri anak harus kita syukuri.

Saat kita bicara pada mereka fokuslah pada kelebihannya jangan pada kekurangannya. Sebagai orang tua yang baik jangan pernah membawa keburukan atau aib anak kita kepada orang lain. Tutup rapat-rapat kekurangannya dan eksposlah kebaikan-kebaikannya agar semangat percaya dirinya meningkat dan tumbuh pesat. Jika kepercayaan dirinya telah terpacu, anak akan mudah menuangkan segala talenta yang ada dalam dirinya. Sebaliknya jika kita selalu saja mengekspos kejelekan-kejelekannya, anak akan merasa minder akibat ketidakpercayaan orang tua pada dirinya, maka jika mentalnya sendiri saja sudah runtuh di tangan orang tua, bagaimana ia akan menunjukkan kepercayaan dirinya pada orang lain?

Lalu bagaimana teknik komunikasi dengan mereka?

Teknik komunikasi pada anak juga disesuaikan dengan tingkatan usianya. Karena seminar ini untuk para wali murid level 8 siswa SMP, maka trainer lebih fokus pada anak-anak usia remaja.  Untuk usia remaja, teknik yang tepat adalah sebagai sahabat terbaik bagi mereka.

Dekati anak secara fisik, tatapan mata sejajar dengan mereka, dan dengarlah setiap kalimat yang keluar dari mulutnya, dengan sikap Anda yang demikian sudah cukup bagi anak menemukan perhatian dari Anda.

Komunikasi secara lisan :

  • Gunakan kalimat yang positif
  • Iyakan dulu
  • Puji
  • Proses tabayyun
  • Kuatkan

Teknik Bertanya:

  • Hindari WHY / KENAPA
  • Gunakan :

–          Siapa

–          Kapan

–          Dimana

–          Apa

Serahkan solusi pada anak, biarkan anak berfikir sendiri

Mari kita simak sebuah nasihat dari Rasulullah SAW dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Bukhori dan Muslim : “Sesungguhnya seorang hamba yang mengucapkan suatu perkataan yang tidak ia pikirkan apa dampak2nya maka ia akan terjerumus ke dalam neraka yang dalamnya lebih jauh dari timur dan barat.”

Untuk itu marilah kita introspeksi pola dan metode komunikasi dan pengasuhan kita terhadap anak-anak. Karena sejatinya merekalah nantinya yang akan melanjutkan generasi kita di masa mendatang. Sekarang terserah Anda, ingin menjadi orang tua yang powerfull atau unpowerfull.

Goodluck ….!

 

About Blognya Nita

An ordinary women who concern about women, children, social life and family.

Posted on 27 September 2011, in parenting and tagged . Bookmark the permalink. 1 Comment.

  1. luarbiasa ni ustadzah…rajin bener euy…salut!

Leave a comment