Jurus Jitu Menghadapi Tangisan Anak-Anak

Buat kawan-kawan yang udah pada punya anak….anaknya pernah nangis kan? (kalau nggak pernah nangis berarti ada masalah tuh, Bunda). Gimana rasanya kalau tangisan anak, nggak berhenti-berhenti? Nah, sekarang ane nyoba buat sharing tentang jurus yang tepat dalam menghadapi tangisan anak-anak kita. Yuk lanjutin bacanya……

Sebelum kita ngebahas tentang jurusnya, kita mesti kenalin dulu nih sebab-sebab tangisan anak. Soalnya, kalau nggak tahu sebab tangisan anak, bisa salah jurus (weleh…emangnya wirosableng punya jurus…hehe).

Beneran loh, kalau istilah dokter harus di-diagnosa. Kalo nggak gitu, takut salah obat Bunda.

Oke…yang namanya anak-anak itu kan belum bisa ngomong jelas, sesuai dengan apa yang ingin dia inginkan, maka saat mereka menangis, langsung kenali kondisinya.

Yang pertama, janagan-jangan mereka lapar, kebanyakan anak-anak itu kan susah makan, sehingga ketika mereka nangis sebenarnya mereka itu lapar, tapi mereka nggak akan bilang kalau mereka lapar, jadi bilangnya dengan tangisan. (Diagnosa ini selalu dijadikan rujukan oleh ibu-ibu kita dulu, pas anak nangis pasti bilangnya “lapar paling, ayo kasih makan). Nah tapi tidak semuanya nangis karena lapar.

Yang kedua, kemungkinan mereka sakit, Bunda harus segera mengecek seluruh bagian tubuhnya, jangan-jangan tubuhnya ada yang luka. Kalau tidak ada luka mereka tetap menangis, jangan-jangan ada masalah di dalam tubuhnya yang kita nggak tahu. Nah kalau kondisinya udah begini hanya dokter yang bisa menentukan. Kalau orang tua kita, ketika melihat anak dalam kondisi begini biasanya mereka langsung bilang “Mungkin nggak enak badan, keseleo, salah nggendong, salah posisi tidur, dsb” dan solusi mereka biasanya pijet bayi. Ini terserah Bunda aja, mau atau tidak, karena ada sebagian Bunda yang nggak percaya sama dukun pijet takut salah pencet malah berabe, dan mereka lebih suka melakukan fisioterapi.

Yang ketiga, mungkin mereka ketakutan. Ada suatu kondisi yang memicu mereka menangis karena takut. Ketakutan anak pun banyak jenisnya, takut sendirian, takut ditinggal, takut pada hal-hal tertentu, dan sebagainya. Jika hal ini yang Bunda hadapi sebaiknya Bunda langsung memeluknya atau menggendongnya, karena berada dalam lindungan Bunda adalah obat segalanya bagi anak-anak. Bagi yang nangisnya karena nggak mau ditinggal Bunda ke kantor, yah..ini sih optional pilihannya, karena saat itu Bunda sedang dihadapkan oleh kewajiban profesi. Bunda harus bisa menjelaskan pada si Anak, kalau Bunda harus bekerja agar bisa membelikan kebutuhan dia, bisa membelikan mainan, kue, susu, dan sebagainya. Anda dituntut bisa menenangkan si anak saat harus berpisah sementara dengan mereka. Kalau nggak mempan juga, minimal,Bunda mencium mereka dan bilang “i love u nanti ketemu lagi ya sayang.” Agar mereka tahu bahwa Anda sangat sayang padanya.

Yang keempat, mungkin anak-anak kita ingin cari perhatian. Nah, ini dia yang harus ditangani secara bijak. Terkadang pilihan waktu mereka kurang tepat saat mencari perhatian. Kadang saat kita lagi ngebut menyelesaikan tugas/kerjaan atau sedang sibuk dengan urusan di dapur, beres-beres, dll. Kalau urusannya begini, ane hanya bisa sarankan, curahkanlah perhatian Anda saat mereka meminta perhatian. Kalau bisa, usahakan Bunda jangan membawa urusan kantir ke dalam rumah. Upayakan Anda sebagai Bunda Profesioanal, yang paham akan posisi Anda sebagai perempuan yang punya banyak jabatan. Perempuan adalah seorang isteri, seorang ibu dan bagi yang bekerja mungin Anda seorang guru, sekretaris, karyawan, dokter, perawat, dan berbagai profesi lain yang bisa Anda dapat dari adanya kesetaraan gender. Tapi ane cuma pengen ngingetin aja, kalau jabatan yang nggak akan pernah lepas adalah jabatan sebagai seorang ibu, karena jabatan ini nggak pernah akan ada purnatugasnya. So, pahami saja anak-anak itu, toh mereka mengalami usia anak-anak hanya dari usia 0-12 tahun, selanjutnya mereka akan jarang menangis yang membuat kepala Bunda mau pecah.

Yang kelima, mungkin mereka ingin sesuatu yang nggak bisa dia dapatkan. Terkadang ada saat kita tak bisa memberikan semua yang anak minta dengan berbagai alasan. Memang seharusnya kita juga tidak selalu memberikan semua hal yang ia inginkan. Bisa jadi karena yang ia inginkan terlalu bahaya dan beresiko atau lainnya. Nah, kalau begini BUnda harus bisa mengalihkan perhatian dia dengan menceritakan hal lain di luar tema nangis anak. Kalau bisa ceritanya lebih heboh dari tema nangis anak. Di sini Bunda dituntut kreatif, ya Bun.

Anak-anak adalah anugerah terindah dan amanah dari Tuhan yang harus kita jaga. Maka peliharah ia dengan sebaik mungkin. Kalau Bunda merasa putus asa menghadapi tangisannya, anggaplah tangisan itu sebuah musik alam yang begitu indah dan merdu, yang tak bisa keluar selain dari suara anak Bunda. Jadi jangan stress atau pusing, kalau nangisnya nggak berhenti-berhenti, anggap itu alunan melodi terindah di dunia sehingga Bunda dapat menikmatinya. Dengan begitu Anda terhindar dari stress…..okey, selamat menkmati.

About Blognya Nita

An ordinary women who concern about women, children, social life and family.

Posted on 12 June 2011, in tentang anak usia dini and tagged , , , . Bookmark the permalink. 3 Comments.

  1. keliahatanya kalo Fayyad yg ke-enam deh Bund…(Bunda, hehe) ingin ke Syaqor Quresy lagi..:)

  2. waduh..iya ketinggalan mas…nanti edisi berikutnya yah…yang keenam.
    Gimana keadaan Saqr Quraisy setelah kutinggal, pasti kurang bergairah yah?…(bolehpede.com)

  3. ada lagi itu penyebabnya. tapi apa ya. lupa

Leave a comment